Sabtu, 10 Mei 2025

 Ziarah dan Wisata Religi Menjelang Juni: 5 Tempat Spiritual yang Ramai Dikunjungi

Ziarah dan Wisata Religi Menjelang Juni, 5 Tempat Spiritual yang Ramai Dikunjungi. Menjelang pertengahan tahun, terutama saat bulan Juni mendekat, tren wisata religi dan ziarah kembali menggeliat. Bukan hanya karena faktor spiritualitas, tetapi juga karena perpaduan antara tradisi, sejarah, dan keindahan alam yang menyertai perjalanan tersebut.

Masyarakat dari berbagai daerah, bahkan mancanegara, memanfaatkan momen ini untuk menyegarkan jiwa sekaligus menyusuri jejak para tokoh spiritual dan wali yang pernah mewarnai sejarah nusantara.

Dalam budaya masyarakat Indonesia yang kental akan nilai religius dan kearifan lokal, kegiatan ziarah tidak semata urusan ibadah, melainkan juga bagian dari kearifan budaya yang terus dilestarikan. Menjelang bulan Juni yang sering ditandai dengan libur sekolah, cuti bersama, serta sejumlah perayaan hari besar keagamaan, banyak orang merencanakan perjalanan religi ke tempat-tempat suci dan spiritual.

Baca juga: Ribuan Umat Buddha Rayakan Waisak 2025 di Candi Borobudur: Inilah Rangkaian Acaranya yang Penuh Makna

Berikut lima tempat spiritual yang selalu ramai dikunjungi menjelang bulan Juni, lengkap dengan nuansa, nilai historis, dan daya tarik tersendiri.


1. Makam Sunan Ampel – Surabaya, Jawa Timur

Sunan Ampel adalah salah satu dari Wali Songo, tokoh penting dalam penyebaran Islam di tanah Jawa. Kompleks Makam Sunan Ampel di Surabaya bukan hanya sekadar destinasi religi, melainkan juga pusat peradaban Islam di abad ke-15. Terletak di kawasan Ampel, bangunan masjid tua, pasar tradisional, hingga arsitektur kuno yang masih terjaga membuat tempat ini terasa sakral namun tetap hidup.

Menjelang bulan Juni, tempat ini kian ramai karena banyak peziarah datang dari berbagai penjuru Nusantara. Mereka berdoa, membaca doa tahlil, hingga mengikuti pengajian yang sering diadakan oleh pengurus masjid. Tak sedikit pula yang menyempatkan diri menginap di sekitar kawasan Ampel untuk mendalami suasana religius yang menyelimuti wilayah ini.

Selain nilai spiritual, kawasan ini juga menjadi destinasi wisata kuliner halal, dengan berbagai hidangan khas Arab-Jawa seperti nasi kebuli, sate kambing, hingga roti maryam. Kombinasi religi dan budaya ini membuat Makam Sunan Ampel menjadi magnet kuat menjelang musim liburan.


2. Gua Maria Lourdes – Sendangsono, Yogyakarta

Bagi umat Katolik, Gua Maria Lourdes di Sendangsono merupakan salah satu pusat ziarah utama di Indonesia. Terletak di perbukitan Menoreh, Kulon Progo, tempat ini dikenal sebagai “Lourdes-nya Indonesia” karena menjadi tempat penampakan Bunda Maria menurut cerita lokal, serta saksi baptisan massal pertama di wilayah Jawa pada awal abad ke-20.

Sendangsono bukan hanya indah secara spiritual, tetapi juga sangat memesona secara visual. Lanskap alam yang hijau, air sendang yang jernih, dan arsitektur tempat doa yang dirancang oleh Romo Mangunwijaya membuat setiap peziarah merasa damai dan teduh.

Menjelang Juni, ribuan umat dari berbagai daerah melakukan ziarah ke sini, terutama menjelang Hari Raya Pentakosta. Mereka berjalan kaki menyusuri jalan salib, menyalakan lilin, serta mengambil air suci dari sendang. Tak jarang, perjalanan ini dilakukan sebagai bagian dari retret atau penyegaran rohani. Di balik ketenangan Sendangsono, tersimpan kekuatan spiritual yang membangkitkan harapan dan keteguhan iman.


3. Masjid Menara Kudus – Kudus, Jawa Tengah

Masjid Menara Kudus adalah ikon perpaduan Islam dan budaya lokal yang sangat kuat. Dibangun oleh Sunan Kudus—salah satu Wali Songo—masjid ini memiliki menara yang menyerupai candi Hindu-Buddha, menandakan strategi dakwah yang bijaksana dan akulturatif.

Menjelang Juni, masjid ini ramai oleh peziarah yang ingin mendekatkan diri pada sejarah dakwah Islam di Jawa. Banyak pula yang datang untuk mengenang tradisi “Dandangan”, sebuah perayaan menyambut Ramadan yang meskipun waktunya tidak bertepatan, masih terasa nuansanya di sekitar bulan Juni karena masyarakat Kudus aktif melestarikan kegiatan budaya sepanjang tahun.

Selain menunaikan ibadah, para peziarah juga mengunjungi kompleks makam Sunan Kudus yang berada di belakang masjid. Di sana, mereka berdoa dan mengenang perjuangan spiritual sang wali. Aktivitas ini bukan hanya memperkuat iman, tetapi juga membuka wawasan akan harmoni antarbudaya yang telah lama mengakar di tanah Jawa.


4. Pura Besakih – Karangasem, Bali

Di tengah keindahan alam Pulau Dewata, Pura Besakih berdiri megah sebagai pusat spiritual umat Hindu Bali. Terletak di lereng Gunung Agung, pura ini dianggap sebagai “mother temple” yang menaungi semua pura lain di Bali.

Menjelang bulan Juni, kunjungan ke Pura Besakih meningkat, terutama dalam rangka perayaan besar seperti Piodalan atau Galungan dan Kuningan yang kadang berdekatan dengan bulan pertengahan tahun. Para umat Hindu dari berbagai penjuru Bali dan luar daerah datang untuk menghaturkan sesajen, bersembahyang, serta mengikuti upacara adat dengan pakaian seremonial khas.

Namun, Pura Besakih tidak hanya ramai oleh umat Hindu. Wisatawan mancanegara pun datang untuk mengagumi arsitektur pura, kabut yang menyelimuti pagi hari, dan panorama Gunung Agung yang agung. Keindahan fisik dan spiritual berpadu menjadi pengalaman tak terlupakan. Wisata religi ke Besakih tidak hanya soal sembahyang, tetapi juga perenungan dan penghormatan terhadap harmoni manusia dengan alam dan Tuhan.


5. Makam Habib Husein – Luar Batang, Jakarta Utara

Jakarta, meskipun dikenal sebagai kota metropolitan, juga memiliki titik-titik spiritual yang kuat. Salah satunya adalah Makam Habib Husein bin Abu Bakr Alaydrus di kawasan Luar Batang. Habib Husein dikenal sebagai ulama besar yang berjasa dalam penyebaran Islam di Batavia pada abad ke-18.

Setiap hari, terutama menjelang Juni saat momentum haul atau peringatan wafat tokoh spiritual banyak digelar, kompleks ini dipadati peziarah. Mereka datang untuk berdoa, bertawassul, dan memohon berkah. Masyarakat sekitar pun turut menjaga tradisi, dengan menyambut peziarah secara terbuka dan menyediakan fasilitas yang memadai.

Selain makam, Masjid Luar Batang yang berdiri berdampingan juga menjadi daya tarik tersendiri. Arsitektur kolonial dan nuansa klasik memberi pengalaman religius yang berbeda, menyatukan sejarah, spiritualitas, dan jejak peradaban.


Refleksi: Antara Perjalanan Lahir dan Batin

Perjalanan ziarah dan wisata religi tidak semata tentang kunjungan fisik ke tempat suci, melainkan juga perjalanan batin untuk mencari kedamaian, makna hidup, dan penguatan spiritual. Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan melelahkan, kegiatan seperti ini menjadi oase yang menyejukkan hati dan pikiran.

Menjelang Juni, ketika cuaca mulai bersahabat dan waktu luang lebih banyak tersedia, ziarah menjadi pilihan banyak orang untuk menyatukan diri dengan Sang Pencipta, mengenang tokoh suci, sekaligus merayakan warisan budaya yang luhur.

Baca juga: Makna Spiritualitas Hari Waisak 2025: Menyelami Tiga Peristiwa Penting dalam Kehidupan Buddha


Tips Singkat Sebelum Berziarah:

  1. Luruskan niat – Ziarah adalah bentuk ibadah, bukan sekadar wisata.
  2. Kenali sejarah tempat – Menambah makna perjalanan dan penghormatan terhadap tokoh spiritual.
  3. Jaga sopan santun dan pakaian – Hormati tempat suci dengan bersikap santun dan berpakaian sesuai.
  4. Bawa perlengkapan secukupnya – Termasuk air minum, alas kaki yang nyaman, dan perlengkapan doa.
  5. Ikuti aturan lokal – Baik berupa larangan, tradisi, maupun tata cara ibadah di lokasi ziarah.

Penutup

Ziarah dan wisata religi bukanlah aktivitas yang usang atau kuno. Di era digital sekalipun, kebutuhan spiritual tetap relevan dan bahkan semakin penting. Lima tempat yang dibahas di atas hanyalah sebagian kecil dari kekayaan spiritual yang dimiliki Indonesia. Menjelang bulan Juni, tak ada salahnya menjadwalkan kunjungan ke salah satu destinasi ini—untuk sejenak berhenti, menenangkan hati, dan merefleksikan makna hidup dalam keheningan tempat suci.

Apakah Anda sudah menentukan ke mana arah perjalanan spiritual Anda tahun ini?

Baca juga: Menyatu dalam Spiritualitas Budaya di Candi Borobudur

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 5 Tempat Wisata Alam yang Sekaligus Surga Kuliner Keluarga di Jawa Tengah 5 Tempat Wisata Alam yang Sekaligus Surga Kuliner Keluarga di Ja...